Sejarah Slackware Linux: Distro Tertua yang Masih Bertahan Hingga Sekarang
Kalau kamu suka Linux yang murni, stabil, dan klasik, Slackware adalah legenda yang wajib dikenal. Berikut ringkasan sejarah dan filosofi di balik distro ini.
1. Awal Mula Slackware: Dari Proyek Pribadi ke Distro Legenda
Pada tahun 1993, Patrick Volkerding mulai merakit sebuah distribusi Linux sebagai respons atas keterbatasan dan bug di distro-distro awal, khususnya Softlanding Linux System (SLS). Hasilnya adalah Slackware — sebuah distro yang menekankan kesederhanaan, stabilitas, dan pengikutsertaan prinsip-prinsip UNIX klasik.
Slackware berkembang perlahan namun konsisten. Tidak mengejar fitur canggih atau otomatisasi berlebih, distro ini lebih memilih struktur katalog file yang jelas, skrip sederhana, dan paket-paket yang relatif “dekat” dengan sumber aslinya. Karena dikembangkan dan dipelihara langsung oleh Patrick selama bertahun-tahun, Slackware juga menjadi simbol proyek open-source yang sustain meski tanpa organisasi besar di belakangnya.
2. Filosofi “Keep It Simple” yang Bertahan Lama
Salah satu ciri khas Slackware adalah pendekatannya yang minimalis — sering dirangkum dalam prinsip KISS (Keep It Simple, Stupid). Alih-alih mengabstraksi semua hal, Slackware memberi kontrol penuh kepada pengguna untuk mengonfigurasi sistemnya sendiri.
Praktisnya, ini berarti instalasi dan manajemen paket kadang lebih manual dibanding distro modern yang menyediakan GUI dan otomatisasi. Namun bagi pengguna yang ingin memahami “bagian dalam” sistem operasi, cara Slackware menawarkan transparansi dan kejelasan—tanpa layer konfigurasi yang menutupi apa yang sebenarnya berjalan di mesin.
Kesimpulan
Slackware bukan distro untuk semua orang—ia cocok untuk mereka yang menghargai kestabilan, kontrol penuh, dan filosofi UNIX tradisional. Meski tidak sepopuler beberapa distro modern, keberadaannya sejak awal 1990-an hingga sekarang menunjukkan bahwa ada ruang untuk proyek-proyek yang konsisten dan setia pada prinsip desain mereka.
“Slackware: sederhana, stabil, dan bertahan oleh kualitasnya.”